Beranda

Latar Belakang Agro Wisata Rohani Taman Eden “100” (3)

Tinggalkan komentar

Bagian ke-3

Laporan Jetro Sirait dari Tobasa, yang dimuat di Mingguan “Suara Simalungun”, 09 Desember 2004

    Walaupun sudah sering ditawarkan dari berbagai pihak perusahaan untuk membeli kayu yang ada di Taman Eden dengan harga mahal tetapi dari pihak keluarga dan Yayasan El Shaddai tidak pernah tertarik hal-hal yang hanya menguntungkan untuk sementara, tetapi keluarga besar telah sepakat untuk meneruskan pengembangan Taman ini menjadi taman seperti yang dikisahkan dalam Alkitab. Lainnya

Latar Belakang Agro Wisata Rohani Taman Eden “100”

3 Komentar

Bagian ke-2

Laporan Jetro Sirait dari Tobasa, yang dimuat di Mingguan Suara Simalungun”, 25 Nopember 2004

   Dengan pemikiran yang cemerlang, lewat buah karya tangannya dan saudara-saudaranya yang terampil dengan mengusahai tanah kira-kira 40 hektar tanah yang dulunya tidak produktif menjadi sangat produktif.   Taman ini terletak di Desa Lumban Rang – Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu, Sumatera Utara, 18 km dari kota wisata Parapat dan 44 km dari Ibukota Kabupaten Tobasa Balige atau dengan jarak tempuh sekitar 35 menit. Lainnya

Latar Belakang Agro Wisata Rohani “Taman Eden 100”

4 Komentar

Bagian ke-1

Laporan Jetro Sirait dari Tobasa, yang dimuat di Mingguan “Suara Simalungun”, 18 Nopember 2004.
Ditulis ulang oleh : Marihot Sirait di Palembang

   Pada masa jabatan Gubernur Sumatera Utara “Raja Inal Siregar” ada sebuah program (Martabe / Marsipature Hutanabe) yang dicanangkannya untuk mengajak para perantau untuk membangun kampung halamannya masing-masing, karena pada saat itu memang Tanah Batak sepertinya masih tertinggal karena tidak ada para pengusaha dan perantau yang telah berhasil yang berani menanamkan modalnya di tanah kelahirannya, hal inilah yang menyebabkan Tanah Batak menjadi tertinggal khususnya saat itu Tapanuli Utara (pada saat itu belum berdiri Tobasa). Lainnya

Marandus dan Joy Tobing

2 Komentar

marandus-dan-joy-tobing-2.jpg

Marandus Sirait dan Joy Tobing, di rumah Joy Tobing di Jakarta pada bulan Mei 2007 yang lalu.

OPPU-OPPU

2 Komentar

ompu-ompu.jpgOppu-oppu. Jika anda adalah suku Batak, pasti kata oppu-oppu sudah tidak asing lagi di telinga kita, karena jika ada orang tua yang meninggal (sudah mempunyai cucu/pahoppu) maka tumbuhan yang satu ini pasti tidak pernah ketinggalan baik saat dalam acara adat sampai penanaman oppu-oppu di makam/kuburannya. Entah apa makna yang tersirat didalamnya, saya kurang faham dan mengerti, tapi itulah adat harus dijunjung tinggi. Lainnya

Dari Pengelola

3 Komentar

 bupati-samosir-msimbolon-menanam-pohon-di-taman-eden-pada-juni-2006.jpg                                 Oleh : Marihot Sirait

Para pembaca mungkin masih ada yang masih bertanya-tanya, dimana Taman Eden 100? Ada apa di Taman Eden 100? Wisata apa saja yang ada di Taman Eden 100?Berikut akan saya coba menjelaskan sebagian untuk anda, dan mohon maaf jika penjelasan ini kurang memuaskan anda. Lainnya

Terima Kasih telah ke Taman Eden “100”

Tinggalkan komentar

Kami pengelola Taman Eden 100, Tobasa menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas keperdulian dan kunjungannya ke Taman Eden 100 yang kita cintai ini. Kami sadar bahwa Taman ini bukan hanya milik kami pribadi, melainkan milik kita semua yang cinta akan kelestarian alam dan lingkungan hidup yang asri. Lainnya

Taman Eden 100, Mengapa 100?

Tinggalkan komentar

Batam Pos : www.batampos.co.idKamis, 28 September 2006

Oleh: Riginoto Wijaya

Dalam perjalanan kami mengelilingi daerah Danau Toba, kami sempat singgah di suatu tempat yang mengundang keingintahuan kami. Namanya menggelitik.
Namun apa maksudnya jika dituliskan Taman Eden 100?
Nah angka seratus ini yang merangsang kami ngobrol lebih lanjut dengan penggagas lokasi Agrowisata Rohani ini, L Sirait.
Mengenai Taman Eden, secara bergurau saya mengatakan kepada anak saya yang pendeta itu, jika ia berkotbah, sampaikanlah jika kita tidak sanggup memenuhi persyaratan untuk sampai ke sorga kekal kelak, masih ada tempat alternatif bagi kita pergi, yaitu ke taman Eden ini.
Taman ini kami jumpai ketika kami bertolak menuju kota wisata rohani Tarutung.
Tetapi mengenai 100, kami terpaksa harus memasukinya. Di pintu tempat kami masuk, kami telah disambut sang pemilik yang berpakaian rapi dan ramah bak “manusia pertama” di Taman Eden.
Secara sepintas kami melihat pepohonan di sekitarnya dengan papan berwarna biru di setiap pohon tersebut.
Nah di situlah kami memulai percakapan kami.  Tempat unik apakah ini?
Apakah kami akan menemukan sebuah kategori produk baru dalam hal tempat wisata?  
Menjawab pertanyaan kami, Bapak Sirait ini mulai menjelaskan bahwa di tamannya yang luasnya 30 hektar yang terletak di daerah yang klimatnya sejuk ini terdapat 100 jenis pohon berbeda. Semuanya terdiri dari pohon buah-buahan! Wow, dapatkah Anda menyebutkan 100 nama buah-buahan?

Kemudian dari manakah ke seratus pohon itu berasal? Menanam semua itu sendiri tidak murah bukan?  Jawabnya: gotong royong.
Ini seolah ingin mengatakan sebuah nilai, kita manusia bersama-sama dipanggil untuk membangun dunia seperti itu.
Setiap pengunjung yang berminat dapat menanam pohon buah di tempat itu.
Ia dapat menentukan jenis pohon buah tertentu yang ingin di tanamnya, menitipkan uang atau menitipkan bibit pohon tersebut di tempat itu. Jika pohon itu sudah berbuah, maka pemiliknya dapat datang dan memetik hasilnya. Hak ini juga diberikan kepada keluarganya, anaknya dan cucunya.
Keluarga Sirait beserta beberapa dari 10 anak-anaknyalah yang berkomitmen akan memelihara sampai pohon ini menghasilkan buahnya.
Kami sempat melihat sebuah pohon jeruk di hadapan kami yang lebat dengan buah, tanaman pribadi Sirait. Sayang buahnya belum lagi masak.
Nah di setiap pohon yang disumbangkan dituliskan jenis pohon buah apa, tanggal kapan pohon itu ditanam, siapa pemiliknya dan darimana asalnya mereka.
Saya langsung berpikir bagaimanakah saya dapat mengubah angka 100 menjadi 101. Pohon buah apakah yang belum ada di sana?
Saya juga mengusulkan agar dibuatkan buku kecil berisikan daftar nama buah yang telah ada, supaya saya dapat dengan mudah mencari jenis buah baru yang belum ada.
Sesuai dengan nama kategorinya, tempat agrowisata rohani ini juga menyediakan fasilitas untuk melakukan acara rohani seperti camp, retreat.
Lokasi ini dipilih juga karena di situ ada air terjun 7 tingkat yang dapat dinikmati untuk mandi, berenang dan santai melepaskan ketegangan sehari-hari.
Dari bukit yang cukup tinggi ini, kita dapat pula mengagumi panorama alam indah Danau Toba nan luas itu beserta pulau Samosir-nya. Bagi penggemar panjat tebingpun tersedia fasilitasnya.
Beberapa binatang hutan seperti kijang, kera dan monyet juga melengkapi area khusus ini.  
Konon kabarnya ada pula harimau Sumatera asli dan beruang yang tinggal di habitatnya sekitar 2 – 10 km dari lokasi dimana kami berdiri!
Akhirnya, buat kami sebagai wisatawan nusantara, tempat rekreasi yang dikemas secara unik dan berani tampil beda ini, yang tidak sekadar meniru apa yang ada di tempat lain dan belum pernah dijumpai di tempat lain, selain memberikan kesan dan pengalaman bermakna tersendiri dalam benak kami, ia mampu memberikan insiprasi.
Inilah sebuah contoh spiritual & experiential marketing yang ditargetkan mendapatkan pengalaman spiritual pengunjungnya.
Pengunjung mampu diingatkan sebagai manusia untuk bersama-sama berpartisipasi memelihara bumi yang kita diami agar kita senantiasa diberkati dengan hidup yang berkelimpahan dengan damai sejahtera.
 

Riginoto Wijaya MSc
IMA Chapter Kepri.

Mereka yang Meraih Kalpataru 2005

Tinggalkan komentar

JAKARTA–MIOL: Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia 5 Juni 2005 bertema “Jadikan Bumi Bersih dan Hijau” dan bertempat dalam suasana asri di taman Istana Kepresidenan Cipanas, Jabar, Senin (6/6), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono antara lain mengungkapkan, kerusakan alam sebagian besar dilakukan oleh tangan-tangan nakal manusia.Namun, masih ada tangan-tangan “dewa” yang peduli pada kelestarian alam. Merekalah peraih Kalpataru 2005 yang diberikan Yudhoyono pada acara peringatan itu. Lainnya

Magnet Parapat di Hari Raya Idul Fitri

29 Komentar

danau-toba-2.jpgWaspada/Nurkarim Nehe
Lebaran:
Kota wisata Parapat di tepian Danau Toba ternyata masih menjadi salah satu objek tujuan wisata lebaran. Seperti terlihat dari foto yang terekam Rabu (17/10) tersebut di atas sejumlah pengunjung berwisata lebaran sedang bersukacita bermain di air tepian Danau Toba.Tingkat kunjungan pelancong ke kota Parapat dan Pulau Samosir di Danau Toba tiba-tiba saja melonjak dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Lainnya

Older Entries

TAMAN EDEN 100

Nuansa Hutan Alami, Aneka Jenis Pohon, Alam Bebas, Treking, Air Terjun, Gua Kelelawar, Camping Ground, dll. ( kec. lumbanjulu. kab. tobasa. north sumatra, indonesia)

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.